Foto : Alat berat terbakar (gagasanriau.com)
TEMBILAHAN (TembilahanNews) - Diduga
kesal karena tak kunjung ada penyelesaian, akhirnya ratusan warga Desa Pungkat,
Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) melakukan pembakaran empat
unit alat berat milik PT Setia Agro Lestari (SAL), Selasa (17/6) sekitar pukul
10.00 WB.
Informasi yang didapat di lapangan, diketahui ratusan warga itu menuju lokasi menggunakan sejumlah pompong. Dengan kemarahan yang sudah membara, empat unit alat berat milik perusahaan sawit ini menjadi korban pembakaran.
Kuat dugaan tindakan anarkis ini dilakukan warga sebagai bentuk protes mereka terhadap aktivitas perusahaan yang dianggap telah menggarap lahan desa tanpa izin dan ketentuan berlaku.
Camat Gaung Syahbudi, saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Sampai berita ini dikirimkan pihaknya belum dapat masuk ke lokasi, dikarenakan kondisi air dalam keadaan surut. Unsur Pimpinan Kecamatan (Upika) masih tertahan di luar.
‘’Kami tak tahu apa penyebab pastinya. Sebab, saat ini kami masih berada di luar, sehingga belum dapat menjelaskan persoalan ini secara rinci,’’ ujar camat.
Mungkin saja persoalan itu, kata Syahbudi, buntut dari kekesalan atas lambatnya penyelesaian yang diinginkan warga. Sedangkan informasi lainnya, dikatakan Syahbudi tindakan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok lain.
‘’Kami akan mengajak warga dan pihak perusahaan untuk duduk bersama. Supaya persoalan ini tidak sampai berlarut-larut dan sampai menimbulkan kerugian cukup besar dari salah satu pihak,’’ tegasnya.
Kapolres Inhil AKBP Suwoyo SIK MSi melalui Kapolsek Gaung Iptu P Siregar, juga membenarkan telah terjadi pembakaran terhadap empat unit alat berat milik PT SAL. Tindakan di atas dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku warga Desa Pungkat.
‘’Kami juga tidak tahu kenapa tindakan ini sampai terjadi. Padahal sudah empat kali pertemuan antara warga dan perusahaan yang difasilitasi oleh pemerintah. Namun rencana kami secepatnya kembali akan memediasi ke dua belah pihak,’’ paparnya.
Menyelesaikan persoalan tersebut memang tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi jika terjadi tindakan anarkis. Tentu harus dilakukan mediasi secara persuasif, agar kedua belah pihak sama-sama mengerti dengan kondisi sebenarnya.
Humas PT SAL, Thomas, ketika dikonfirmasi mengenai tindakan yang dilakukan warga terhadap aset-aset perusahaan mereka, tidak mau memberikan keterangan jelas. Yang bersangkutan hanya mengakui bahwa telah terjadi pembakaran, namun tak menyebutkan jumlahnya.
‘’Benar alat berat kami dibakar. Untuk sementara kami belum bisa memberikan pernyataan lebih jauh. Karena masih dalam pendataan, nanti kalau sudah jelas baru dikabari,’’ jawabnya sambil memutuskan sambungan telpon.
Anggota Komosi II DPRD Inhil Zulkarnan, menyatakan tidakan yang dilakukan itu merupakan buntut kekesalan warga. Kendati, sudah beberapa kali terjadi pertemuan, namun belum ada penyelesaian jelas. ‘’Sulit mengomentari permasalahan seperti ini. Dalam keadaan seperti itu, apa saja bisa terjadi. Untung tak sampai menimbulkan korban jiwa,’’ terangnya.
Sebelumnya puluhan warga setempat sudah mempertanyakan dan mengadukan persoalan itu kepada kalangan DPRD. Kala itu DPRD Inhil merekomendasikan agar aktivitas perusahaan untuk dihentikan sementara sampai persoalan selesai.(ind)
Informasi yang didapat di lapangan, diketahui ratusan warga itu menuju lokasi menggunakan sejumlah pompong. Dengan kemarahan yang sudah membara, empat unit alat berat milik perusahaan sawit ini menjadi korban pembakaran.
Kuat dugaan tindakan anarkis ini dilakukan warga sebagai bentuk protes mereka terhadap aktivitas perusahaan yang dianggap telah menggarap lahan desa tanpa izin dan ketentuan berlaku.
Camat Gaung Syahbudi, saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Sampai berita ini dikirimkan pihaknya belum dapat masuk ke lokasi, dikarenakan kondisi air dalam keadaan surut. Unsur Pimpinan Kecamatan (Upika) masih tertahan di luar.
‘’Kami tak tahu apa penyebab pastinya. Sebab, saat ini kami masih berada di luar, sehingga belum dapat menjelaskan persoalan ini secara rinci,’’ ujar camat.
Mungkin saja persoalan itu, kata Syahbudi, buntut dari kekesalan atas lambatnya penyelesaian yang diinginkan warga. Sedangkan informasi lainnya, dikatakan Syahbudi tindakan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok lain.
‘’Kami akan mengajak warga dan pihak perusahaan untuk duduk bersama. Supaya persoalan ini tidak sampai berlarut-larut dan sampai menimbulkan kerugian cukup besar dari salah satu pihak,’’ tegasnya.
Kapolres Inhil AKBP Suwoyo SIK MSi melalui Kapolsek Gaung Iptu P Siregar, juga membenarkan telah terjadi pembakaran terhadap empat unit alat berat milik PT SAL. Tindakan di atas dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku warga Desa Pungkat.
‘’Kami juga tidak tahu kenapa tindakan ini sampai terjadi. Padahal sudah empat kali pertemuan antara warga dan perusahaan yang difasilitasi oleh pemerintah. Namun rencana kami secepatnya kembali akan memediasi ke dua belah pihak,’’ paparnya.
Menyelesaikan persoalan tersebut memang tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi jika terjadi tindakan anarkis. Tentu harus dilakukan mediasi secara persuasif, agar kedua belah pihak sama-sama mengerti dengan kondisi sebenarnya.
Humas PT SAL, Thomas, ketika dikonfirmasi mengenai tindakan yang dilakukan warga terhadap aset-aset perusahaan mereka, tidak mau memberikan keterangan jelas. Yang bersangkutan hanya mengakui bahwa telah terjadi pembakaran, namun tak menyebutkan jumlahnya.
‘’Benar alat berat kami dibakar. Untuk sementara kami belum bisa memberikan pernyataan lebih jauh. Karena masih dalam pendataan, nanti kalau sudah jelas baru dikabari,’’ jawabnya sambil memutuskan sambungan telpon.
Anggota Komosi II DPRD Inhil Zulkarnan, menyatakan tidakan yang dilakukan itu merupakan buntut kekesalan warga. Kendati, sudah beberapa kali terjadi pertemuan, namun belum ada penyelesaian jelas. ‘’Sulit mengomentari permasalahan seperti ini. Dalam keadaan seperti itu, apa saja bisa terjadi. Untung tak sampai menimbulkan korban jiwa,’’ terangnya.
Sebelumnya puluhan warga setempat sudah mempertanyakan dan mengadukan persoalan itu kepada kalangan DPRD. Kala itu DPRD Inhil merekomendasikan agar aktivitas perusahaan untuk dihentikan sementara sampai persoalan selesai.(ind)
Sumber: RIAUPOS.CO
Posting Komentar